Perbedaan Jerawat Hormon dan Bakteri, Ternyata Beda Segalanya!

Perbedaan Jerawat Hormon dan Bakteri, Ternyata Beda Segalanya!

Sering mengalami jerawat? Jangan sampai salah, ada beberapa jenis jerawat, lho. Misalnya jerawat bakteri dan jerawat hormonal. Kalau salah identifikasi, cara penanganannya juga bisa ikut salah!

Apakah jerawat bakteri sama dengan jerawat hormonal? Artikel ini akan membahas perbedaan jerawat hormon dan bakteri, simak sampai habis ya!

Perbedaan Jerawat Hormon dan Bakteri

Jerawat adalah salah satu masalah kulit yang cukup umum untuk dialami semua orang. Jerawat bisa dipicu oleh berbagai macam faktor. Tapi, yang paling sering muncul adalah jerawat yang disebabkan oleh hormon dan bakteri. 

Kedua jerawat ini sekilas memang terlihat sama, tapi ada perbedaan jerawat hormon dan bakteri dari segi ciri-ciri, penyebab, lama terjadi, sampai tips perawatan.

Jerawat Hormon

Sebelum bahas lebih lanjut tentang perbedaan jerawat hormon dan bakteri, kita akan kupas tuntas seputar jerawat hormon terlebih dahulu.

Pengertian

Jerawat hormon adalah jenis jerawat yang dipicu oleh fluktuasi hormon dalam tubuh. Biasanya, jerawat ini muncul dalam bentuk jerawat kistik atau nodul besar yang terasa nyeri dan terletak lebih dalam di kulit. 

Fluktuasi hormon bisa mempengaruhi kelenjar sebaceous untuk memproduksi minyak pada kulit, yang kemudian menyumbat pori-pori dan memicu timbulnya jerawat.

Jerawat hormon sering kali terjadi ketika ada perubahan hormon yang signifikan, seperti saat pubertas, siklus menstruasi, kehamilan, menopause, atau ketika mengalami stres berat. 

Selain itu, penggunaan pil KB, suntik hormon, atau gangguan hormon seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga bisa memperburuk kondisi jerawat ini.

Jerawat ini paling sering dialami oleh remaja dan wanita yang mengalami menstruasi, kehamilan, dan menopause.

Ciri-ciri

Apa ciri-ciri jerawat hormon? 

  • Cenderung muncul di area rahang, dagu, dan leher.
  • Lebih umum terjadi pada remaja dan wanita.
  • Umumnya berbentuk jerawat kistik.
  • Bisa muncul berulang di waktu-waktu tertentu.
  • Terletak lebih dalam di kulit.
  • Biasanya tidak memiliki komponen pustular seperti jerawat bakteri.
  • Seringkali memburuk seiring meningkatkan asupan gula.

Penyebab

Secara umum, jerawat hormonal disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Peningkatan hormon androgen bisa mendorong kelenjar sebaceous untuk memproduksi minyak lebih banyak. Minyak berlebih ini berpotensi menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.

Jerawat hormonal juga dipicu oleh faktor berikut ini:

  1. Pubertas

Remaja mengalami pubertas, dimana terjadi lonjakan hormon dan meningkatnya kadar androgen yang menyebabkan meningkatnya produksi minyak.

  1. Siklus Menstruasi

Wanita juga mengalami fluktuasi hormon saat mengalami menstruasi. Inilah yang jadi pemicu munculnya jerawat.

  1. Hubungan PCOS

Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik adalah gangguan hormonal yang terjadi pada wanita di usia subur. PCOS dapat menyebabkan gangguan reproduksi, hormon, dan metabolisme tubuh.

Ini juga menyebabkan peningkatan kadar androgen, yang menyebabkan munculnya jerawat hormonal.

  1. Kehamilan 

Peningkatan hormon androgen saat hamil dapat merangsang kulit untuk memproduksi lebih banyak minyak atau sebum. Jerawat yang muncul saat hamil dapat berbeda-beda, bisa ringan, sedang, atau parah.

Jerawat hormonal saat hamil biasanya lebih parah di trimester pertama, tetapi dapat membaik atau hilang di trimester ketiga.  

  1. Stres 

Stres ternyata juga bisa memengaruhi keseimbangan hormon dan fungsi kekebalan kulit seseorang. Ketika seseorang stres, tubuh akan melepaskan kortisol, yang bisa memicu jerawat, bahkan memperburuknya.

  1. Makanan 

Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa minuman dan makanan yang kita konsumsi bisa memperparah jerawat, karena makanan tertentu punya kandungan yang bisa mempengaruhi hormon seperti insulin, IGF-1 (faktor pertumbuhan mirip insulin 1), dan androgen. Hormon ini berpengaruh terhadap munculnya jerawat.

Makanan yang bisa menyebabkan jerawat hormon antara lain olahan karbohidrat (roti, sereal, kue, pasta, bihun, dan nasi putih), makanan dan minuman manis, olahan susu, makanan cepat saji, coklat, makanan mengandung garam, seafood, makanan pedas, alkohol, dan makanan pemicu alergi.

Lama Terjadi

Berapa lama jerawat hormonal akan hilang?

Biasanya, jerawat hormon bisa bertahan selama siklus hormon yang tidak seimbang masih berlangsung. Misalnya, jerawat akibat menstruasi bisa muncul beberapa hari sebelum haid dan hilang setelah siklus selesai. 

Tapi, kalau disebabkan oleh kondisi seperti PCOS atau stres berat, jerawat ini bisa lebih sulit untuk diatasi dan butuh waktu lebih lama untuk sembuh, tergantung bagaimana hormon dalam tubuh distabilkan.

Tips Perawatan

Untuk mengatasi jerawat hormon, diperlukan perawatan seperti:

  1. Blokir Reseptor Androgen

Ada beberapa obat atau perawatan yang dapat membantu mengurangi efek hormon androgen di kulit, misalnya dengan resep dokter.

  1. Pastikan Pori-pori Terbuka

Jaga agar kulit tetap bersih dan bebas dari penyumbatan dengan mencuci wajah secara teratur menggunakan produk yang sesuai.

  1. Hindari Konsumsi Makanan Pemicu Jerawat

Apa yang kita konsumsi, ternyata ngaruh banget ke tubuh dan kulit kita lho. Jadi, hindari konsumsi makanan dan minuman pemicu jerawat, dan hanya konsumsi makanan sehat dan bergizi.

  1. Kelola Tingkat Stres

Stres bisa memperparah ketidakseimbangan hormon, jadi penting untuk menjaga kesehatan mental agar jerawat hormon tidak semakin parah.

  1. Lindungi Kulit dari Paparan Matahari

Paparan sinar UV yang berlebihan bisa memperburuk jerawat yang sudah ada dan memicu munculnya jerawat baru. Jadi, lindungi kulit dengan menggunakan pakaian tertutup dan sunscreen setiap harinya.

Baca Juga: Mengenal Jerawat di Leher.

Jerawat Bakteri

Gimana? Udah paham tentang jerawat hormon? Nah, sekarang waktunya kita bahas tentang jerawat bekteri.

Pengertian

Jerawat bakteri adalah jenis jerawat yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada kulit, terutama bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes), yang merupakan bakteri alami di kulit. 

Tapi, ketika bakteri ini berkembang biak secara berlebihan akibat penumpukan minyak atau sel kulit mati, infeksi dapat terjadi dan memicu peradangan yang lebih parah. 

Jerawat bakteri bisa muncul kapan saja, terutama ketika kondisi kulit mendukung pertumbuhan bakteri, seperti kulit yang berminyak atau tersumbat.

Jerawat bakteri lebih sering ditemukan pada area wajah yang lebih berminyak, seperti T-zone, atau dahi, hidung, dan dagu. Ini karena kelenjar sebaceous di area tersebut biasanya lebih aktif memproduksi sebum. 

Selain wajah, jerawat bakteri juga dapat muncul di area tubuh lain yang sering berkeringat atau lembap, seperti punggung dan dada.

Ciri-ciri

Perbedaan jerawat hormon dan bakteri akan semakin terlihat, kalau Bruver paham ciri-cirinya. Berikut ini ciri-ciri jerawat yang disebabkan bakteri:

  • Biasanya berkembang di dahi, hidung, dan dagu.
  • Muncul sebagai jerawat yang meradang, pustula, dan kista.
  • Menyebabkan peradangan.
  • Bisa menyebabkan luka atau hiperpigmentasi
  • Jerawat bakteri lebih dangkal.
  • Memiliki komponen pustular.
  • Jerawat bakteri muncul seiring meningkatnya asupan susu.

Penyebab

Jerawat disebabkan oleh bakteri apa? Penyebab utama jerawat ini adalah bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes). 

Bakteri ini merupakan bakteri alami yang hidup di kulit, tetapi kalau tumbuh berlebihan, bakteri P. acnes bisa menyebar, dan menyebabkan reaksi inflamasi seperti kemerahan, bengkak, dan berisi nanah.

P. acnes memicu sistem imun bereaksi dengan mengarahkan sel darah putih ke area yang terinfeksi untuk melawan bakteri tersebut. Inilah yang bisa memperparah jerawat.

Selain itu, jerawat bakteri juga bisa dipicu faktor-faktor di bawah ini:

  1. Produksi Sebum Berlebihan

Kelenjar sebaceous secara alami memproduksi sebum yang bertugas untuk menjaga kelembapan kulit. Tapi, produksi sebum yang berlebihan bisa menyumbat pori-pori dan menjadi tempat berkembangnya bakteri.

  1. Penumpukan Sel Kulit Mati

Sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit juga bisa menumpuk dan bercampur dengan sebum. Ini menyumbat pori-pori dan mendukung pertumbuhan bakteri.

  1. Peradangan

Respon imun terhadap keberadaan bakteri memicu peradangan, dan menyebabkan kemerahan di sekitar bintik jerawat.

Lama Terjadi

Umumnya, jerawat bakteri dapat mulai mengering dan mereda dalam waktu 3-7 hari setelah perawatan dimulai. Namun, jika infeksi bakteri cukup parah atau terjadi peradangan besar, jerawat bisa bertahan lebih lama hingga beberapa minggu. 

Jerawat bakteri biasanya lebih cepat sembuh dibandingkan jerawat hormon, terutama jika langsung diatasi dengan perawatan yang tepat. Inilah yang jadi perbedaan jerawat hormon dan bakteri.

Tips Perawatan

Untuk mengatasi jerawat bakteri, dibutuhkan perawatan intensif, dengan tips di bawah ini:

  1. Gunakan Skincare Non-comedogenic dan Antibakteri

Pilih produk perawatan kulit yang tidak mengandung bahan-bahan yang bisa menyumbat pori-pori. Biasanya, produk ini ditandai dengan label non-comedogenic.

Untuk mengurangi pertumbuhan bakteri di kulit, gunakan produk yang mengandung bahan antibakteri seperti benzoyl peroxide atau tea tree oil.

  1. Jaga Kulit Tetap Lembab

Kulit kering bisa memicu kelenjar minyak untuk memproduksi sebum ekstra, yang bisa menyumbat pori-pori dan menjadi tempat berkembangnya bakteri.

Pilih pelembap yang punya tekstur ringan dan bebas minyak supaya nggak menyumbat pori-pori. Pakai pelembab atau moisturizer pada area wajah dan leher secara merata

  1. Hindari Memencet Jerawat

Memencet jerawat bakteri bisa memperparah peradangan dan menyebabkan bekas luka, jadi lebih baik biarkan sembuh dengan sendirinya atau gunakan acne patch.

  1. Jaga Kebersihan Kulit

Penyebab utama jerawat adalah pori-pori yang tersumbat kotoran dan minyak, jadi, wajib banget menjaga kebersihan wajah. Kalau perlu, lakukan double cleansing pakai micelar water dan facial wash.

Bersihkan wajah dua kali sehari, pada pagi hari dan malam hari. Hindari penggunaan sabun muka yang berbahan keras, supaya nggak bikin jerawat lebih parah.

Baca Juga: Makanan Penyebab Jerawat di Pipi.

Gimana? Makin jelas kan, perbedaan jerawat hormon dan bakteri?

Apapun jenis jerawatnya, gunakan Bruv face wash yang bisa membantumu mengatasi masalah jerawat.

Sabun ini diformulasikan dengan bahan-bahan aktif dan non-comedogenic seperti activated bamboo charcoal yang mampu membersihkan pori-pori, menyerap minyak berlebih, dan mengangkat kotoran serta bakteri penyebab jerawat. 

Kandungan argan oil dalam sabun ini berfungsi untuk melembapkan kulit dan mempercepat proses penyembuhan bekas jerawat, sedangkan peppermint oil memberikan sensasi segar dan efek antiinflamasi yang menenangkan kulit yang meradang.

Tampil percaya diri dengan kulit yang bersih dan bebas jerawat bersama Bruv For Men!

Share This Post

bruv background FAQ

40% Off

BRUV FOR MEN WITH TRIPLE ACTIVE SKIN REPAIR UNTUK GLOW UP 3X LEBIH CEPAT!